ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) FASE C (KELAS V ) SEMESTER 1 DAN 2
Semangat Pagi,,
Dalam Platform Rumah Pendidikan, pemerintah menyediakan contoh alur tujuan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran berupa RPP atau modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran untuk memandu mereka mengajar. Pendidik dapat mengembangkan sendiri, menggunakan contoh yang disiapkan, atau memodifikasi perencanaan belajarnya. Meskipun demikian, pendidik diharapkan berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dokumen perencanaan pembelajaran secara mandiri sesuai dengan konteks dan karakteristik murid.
PENYUSUNAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase, maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian Tujuan Pembelajaran (TP) yang disusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian Pembelajaran tersebut. Dengan demikian setelah merumuskan TP, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Pendidik dapat menggunakan ATP yang dapat diperoleh pendidik dengan:
- merancang sendiri berdasarkan CP,
- mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
- menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Bagi pendidik yang merancang ATPnya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis dan logis dari awal hingga akhir fase. ATP juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
PRINSIP DALAM PENYUSUNAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
- Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
- Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
- Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
- Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
- Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
- Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
- Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
- Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Pemerintah merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
- Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
- Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik perlu menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran yang diurutkan, bukan turunan atau rincian dari tujuan pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun alur tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut.
- Alur tujuan pembelajaran dikembangkan tiap fase selanjutnya ditetapkan per tahunnya.
- Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif. Apabila pendidik mengembangkan alur tujuan pembelajaran secara mandiri, maka perlu kolaborasi pendidik lintas kelas/tingkatan dalam satu fase atau merancang bersama komunitas atau tim pendidik atau MGMP/KKG/KKT (Kelompok Kerja Tutor) di satuan pendidikan masing masing.
- Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran.
- Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian pembelajaran.
- Alur tujuan pembelajaran yang disediakan pemerintah adalah contoh. Urutan tujuan pembelajaran ditunjukkan dengan nomor atau huruf, tetapi pendidik atau satuan pendidikan dapat mengubah atau memodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
- Pada pendidikan khusus, penyusunan alur tujuan pembelajaran boleh dilakukan lintas fase.
CARA-CARA MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
- Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak: Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).
- Pengurutan Deduktif: Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
- Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit: Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
- Pengurutan Hierarki: Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: murid perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
- Pengurutan Prosedural: Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu murid untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
- Scaffolding: Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, pendidik perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika murid mencobanya, pendidik hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, murid dapat berenang sendiri.
Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Alur tujuan pembelajaran ini adalah tujuan-tujuan pembelajaran yang telah diurutkan dalam satu fase, selanjutnya ditetapkan per tahunnya.
Gambar 01. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) FASE C (KELAS V)
Berikut akan diberikan beberapa contoh ATP yang disusun dengan Capaian Pembelajaran (CP) terbaru revisi 2025 berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 046/H/KR/2025.
Demikianlah informasi mengenai Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang dapat kami bagikan semoga bermanfaat dan bisa menjadi refrensi di dalam melengkapi administrasi kelas bapak/ibu.
.png)

0 Response to "ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) FASE C (KELAS V ) SEMESTER 1 DAN 2"
Post a Comment