PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN EDISI REVISI 2025

Semangat Pagi,,
Panduan Pembelajaran dan Asesmen merupakan dokumen yang berisi kerangka kerja pembelajaran mendalam, perencanaan pembelajaran dan asesmen, pelaksanaan pembelajaran dan asesmen, pengolahan dan pelaporan hasil asesmen, serta contoh-contoh yang dapat memandu pendidik dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran, dan asesmen.

Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas untuk merumuskan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran, cara untuk mencapai tujuan belajar, dan cara menilai ketercapaian tujuan belajar. Pembelajaran mendalam dirancang sebagai pendekatan yang mampu menjawab tantangan krisis pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata, serta pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus, di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi murid.

KERANGKA KERJA PEMBELAJARAN MENDALAM DALAM PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

Pembelajaran mendalam dalam kerangka kerja pembelajaran mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu. Kerangka kerja pembelajaran mendalam terdiri atas empat komponen, yaitu (1) dimensi profil lulusan, (2) prinsip pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4) kerangka pembelajaran.
Gambar 01. Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam

1. DIMENSI PROFIL LULUSAN
Pembelajaran mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi profil lulusan, yang dapat dijabarakan sebagai berikut
  1. keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME
  2. Kewargaan
  3. Penalaran kritis
  4. Kreativitas
  5. Kolaborasi
  6. Kemandirian
  7. Kesehatan
  8. Komunikasi
Dimensi profil lulusan merupakan kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap murid setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan. Delapan dimensi profil lulusan merupakan hasil dari capaian pengetahuan, keterampilan, dan karakter. Di samping itu, delapan dimensi profil lulusan menumbuhkembangkan lulusan yang memiliki kepemimpinan efektif yang berintegritas, profesional, dan transformatif.

2. PRINSIP PEMBELAJARAN
Prinsip pembelajaran menjadi landasan penting yang memastikan proses belajar berjalan efektif. Tiga prinsip utama yang mendukung pembelajaran mendalam adalah berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ketiga prinsip ini saling melengkapi dalam membangun pembelajaran mendalam bagi murid. Ketiga prinsip pembelajaran tersebut dilaksanakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. 

Gambar 02. Prinsip Pembelajaran

A. Berkesadaran
Berkesadaran merupakan pengalaman belajar murid yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Murid memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Ketika murid memiliki kesadaran belajar, mereka akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai pelajar sepanjang hayat.
Karakteristik Prinsip Berkesadaran
  1. Kenyamanan murid dalam belajar
  2. Fokus, konsentrasi, dan perhatian
  3. Kesadaran terhadap proses berpikir
  4. Kesempatan murid untuk menentukan pilihan dan memiliki alasan atas pilihannya
  5. Keterlibatan murid dalam mengembangkan strategi belajarnya
  6. Keterbukaan terhadap perspektif baru
  7. Keingintahuan terhadap pengetahuan dan pengalaman baru
Contoh Pelaksanaan Prinsip Berkesadaran 
  1. Memberikan pertanyaan pemantik sebagai proses pembelajaran yang memacu keingintahuan murid.
  2. Memastikan murid mengetahui apa yang akan dicapai dalam pembelajaran.
  3. Menunjukkan kebermanfaatan dari hasil belajar bagi murid 
  4. Melaksanakan aktivitas pemantik kegiatan pembelajaran yang interaktif, seperti: berdiskusi, eksplorasi, dan lain-lain
  5. Menyiapkan lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kenyamanan murid.
  6. Menjadi pendengar aktif bagi murid, serta memberi ruang yang nyaman bagi keberagaman.
B. Bermakna 
Pembelajaran bermakna terjadi ketika murid dapat menerapkan pengetahuannya secara kontekstual. Proses belajar murid tidak hanya sebatas memahami informasi/penguasaan konten, tetapi berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

Karakteristik Prinsip Bermakna
  1. Kontekstual dan/atau relevan dengan kehidupan nyata
  2. Keterlibatan murid berperan dalam pemecahan masalah/isu terdekat di kehidupan nyata
  3. Keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya
  4. Kebermanfaatan pengalaman belajar untuk diterapkan
  5. Keterkaitan dengan bidang ilmu lain
  6. Pembelajar sepanjang hayat
Contoh Pelaksanaan Prinsip Bermakna
  1. Mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi di sekitar murid agar mereka dapat mengemukakan pengalamannya.
  2. Menunjukkan ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara kenyataan dan pengetahuan yang dimiliki.
  3. Melibatkan murid dalam merancang pembelajaran, seperti memilih projek, menentukan isu permasalahan, dan sebagainya
  4. Melaksanakan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penguasaan materi, tetapi mendorong murid untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata dan kontekstual.
  5. Berdasarkan asesmen awal pembelajaran, pendidik memperoleh data karakteristik murid untuk dijadikan dasar variasi aktivitas pembelajaran di kelas.
  6. Kegiatan belajar disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid sehingga mereka merasakan manfaat dari apa yang dipelajari bagi kehidupannya.
C. Menggembirakan
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu murid terhubung secara emosional sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Ketika murid menikmati proses belajar, maka motivasi intrinsik mereka akan tumbuh. Hal ini akan mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif dari murid. Dengan demikian, pembelajaran membangun pengalaman belajar yang berkesan. Bergembira dalam belajar juga diwujudkan ketika setiap murid merasa nyaman, murid terpenuhi kebutuhannya, seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.

Karakteristik Prinsip Menggembirakan
  1. Lingkungan pembelajaran yang interaktif
  2. Aktivitas pembelajaran yang menarik minat dan rasa ingin tahu
  3. Menginspirasi
  4. Tantangan yang memotivasi
  5. Tercapainya keberhasilan belajar (AHA moment)
  6. Memberikan ruang untuk prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
Contoh Pelaksanaan Prinsip Menggembirakan
  1. Memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan murid, sesama murid, dan antara murid dengan materi belajar.
  2. Merancang kegiatan pembelajaran yang memberikan jawaban terbuka yang memancing pemikiran pribadi murid.
  3. Memfasilitasi murid untuk berdiskusi atau melakukan simulasi.
  4. Memberikan dukungan dan tantangan yang sesuai dengan kemampuan murid, seperti menyesuaikan alokasi waktu pembelajaran dengan kebutuhan murid, serta menyesuaikan proses dan asesmen pembelajaran.
3. PENGALAMAN BELAJAR
Pembelajaran mendalam memberikan pengalaman belajar kepada murid dengan memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar yang diciptakan merupakan proses yang dialami individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, atau nilai. Pengalaman ini terjadi di berbagai lingkungan, seperti di sekolah, tempat kerja, rumah, atau dalam kehidupan sehari-hari, dan melibatkan interaksi dengan materi pelajaran, guru, teman sejawat, atau lingkungan.
Gambar 03. Pengalaman Belajar

a. Pengalaman Belajar Memahami
Pada pengalaman belajar ini murid difasilitasi untuk aktif mengonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam terhadap konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada pengalaman belajar memahami terdiri atas pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter.
Karakteristik Prinsip Belajar Memahami
  1. Menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
  2. Menstimulasi proses berpikir murid.
  3. Menghubungkan dengan konteks nyata dan/atau kehidupan sehari-hari.
  4. Memberikan kebebasan eksploratif dan kolaboratif.
  5. Menanamkan nilai-nilai moral dan etika dan nilai positif lainnya.
  6. Mengaitkan pembelajaran dengan pembentukan karakter murid.
b. Pengalaman Belajar Mengaplikasikan
Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas murid mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh murid pada pengalaman belajar memahami diaplikasikan sebagai proses perluasan pengetahuan. Murid mampu menghubungkan ide-ide, menganalisis, dan membangun solusi kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah konkret, yang hasilnya dapat berupa produk/kinerja murid
Karakteristik Prinsip Belajar Mengaplikasikan
  1. Menghubungkan konsep yang dipelajari dengan ide baru.
  2. Menerapkan pengetahuan ke dalam situasi nyata atau bidang lain.
  3. Mengembangkan pemahaman dengan eksplorasi lebih lanjut.
  4. Berpikir kritis dan mencari solusi inovatif berdasarkan pengetahuan yang ada.
c. Pengalaman Belajar Merefleksi
Pengalaman belajar di mana murid mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.
Karakteristik Prinsip Belajar Merefleksi
  1. Memotivasi diri sendiri untuk terus belajar bagaimana cara belajar.
  2. Refleksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran (evaluasi diri).
  3. Menerapkan strategi berpikir
  4. Memiliki kemampuan metakognisi (meregulasi diri dalam pembelajaran).
  5. Meregulasi emosi dalam pembelajaran.
4. KERANGKA PEMBELAJARAN
Kerangka pembelajaran merupakan panduan sistematis untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran. Fokus utama kerangka ini adalah mendorong pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan kontekstual melalui praktik, lingkungan, dan kemitraan yang terencana.

Penerapan pembelajaran mendalam tidak hanya bergantung pada pendekatan kognitif, tetapi juga melibatkan empat komponen penting yang saling mendukung dan membentuk pengalaman belajar yang holistik bagi murid. Keempat komponen tersebut adalah praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

a. Praktik Pedagogis
Strategi mengajar yang dipilih pendidik untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk mewujudkan pembelajaran mendalam pendidik berfokus pada pengalaman belajar murid yang autentik, mengutamakan praktik nyata, dan mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi.

Contoh Praktik Pedagogis
  1. Penggunaan model pembelajaran pembelajaran berbasis projek, pembelajaran berbasis masalah, inkuiri, pembelajaran berbasis permainan, pendekatan berbasis genre, pembelajaran berbasis kolaboratif, dan lainnya
  2. Penggunaan berbagai media belajar
  3. Penyediaan berbagai sumber belajar.
b. Kemitraan Pembelajaran
Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang dinamis antara pendidik murid, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini memindahkan kontrol pembelajaran dari pendidik saja menjadi kolaborasi bersama.

Contoh Kemitraan Pembelajaran
  1. Kerja sama pendidik dengan murid dalam perancangan pembelajaran, proses asesmen
  2. Kerja sama pendidik dengan rekan sejawat dalam berbagi praktik baik, perencanaan, refleksi dan evaluasi
  3. Kerja sama pendidik dengan orang tua untuk mendukung program pembelajaran yang dilakukan di sekolah, seperti melibatkan orang tua menjadi guru tamu.
  4. Kerja sama pendidik dengan pihak luar sekolah seperti Dunia Kerja, puskesmas dan lembaga lainnya yang terkait dengan pembelajaran.
  5. Kerja sama pendidik dengan universitas untuk memberikan wawasan ruang lingkup pembelajaran dan pekerjaan.
  6. Kerja sama murid dengan murid lain, murid lintas kelompok, atau murid lintas kelas.
  7. Kerja sama murid dengan orang tua.
  8. Kerja sama murid dengan pihak lain.
c. Lingkungan Belajar
Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar murid dengan optimal.

Contoh Lingkungan Belajar
  1. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
  2. Memotivasi murid untuk bereksplorasi, berekspresi dan berkolaborasi.
  3. Penggunaan platform pembelajaran daring/hybrid.
  4. Pemanfaatan lingkungan sekolah maupun sekitar, seperti ruang komputer, perpustakaan, kantin, taman sekolah, fasilitas umum, dan lainnya.
d. Pemanfaatan Teknologi Digital
Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada murid.

Contoh Pemanfaatan Teknologi Digital
  1. Pemanfaatan aplikasi atau media digital dalam pembelajaran.
  2. Penggunaan Kecerdasan Artifisial sebagai alat dukung pembelajaran.
  3. Penggunaan teknologi asistif untuk murid berkebutuhan khusus.
  4. Platform ruang kerja digital dan platform pendidikan digital, seperti Rumah Pendidikan, dan sebagainya
5. PRINSIP ASESMEN
Asesmen merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Prinsip-prinsip asesmen menjadi panduan agar proses penilaian benar-benar mencerminkan pencapaian belajar murid secara utuh, adil, dan bermakna. Asesmen tidak hanya menjadi alat untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga sebagai proses refleksi dan perbaikan serta tindak lanjut dari pembelajaran yang mendukung perkembangan kompetensi murid secara berkelanjutan.

Tiga Prinsip Asesmen dalam Pembelajaran
a. Berkeadilan
Asesmen hasil belajar murid dilakukan sesuai dengan tujuan asesmen secara berkeadilan. Pendidik melakukan asesmen yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus murid

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Berkeadilan
  1. Asesmen tidak dipengaruhi oleh latar belakang dan identitas apapun.
  2. Asesmen untuk murid berkebutuhan khusus memerlukan akomodasi/ penyelarasan dalam bentuk soal/instrumen, format jawaban, setting, dan lama waktu. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada panduan tentang implementasi akomodasi pembelajaran mendalam pada pendidikan khusus.
  3. Terkait dukungan untuk transisi PAUD ke SD, satuan pendidikan menyesuaikan kebijakan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tidak menggunakan tes terkait calistung (baca, tulis, hitung) sebagai pertimbangan kriteria masuk SD. Hal ini dikarenakan setiap murid memiliki hak untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar yang disesuaikan dengan karakteristik belajar anak usia dini.
  4. Pendidik menentukan kriteria ketercapaian dan menyampaikannya pada murid sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
  5. Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
  6. Pendidik merancang asesmen untuk mendorong murid terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun.
  7. Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya kemajuan elemen CP, tetapi juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
b. Objektif
Pendidik melakukan asesmen berdasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar murid. Asesmen dilakukan secara konsisten dan berdasarkan kriteria ketercapaian yang jelas serta disepakati, bukan berdasarkan persepsi pribadi atau faktor subjektif lainnya. Asesmen fokus pada kompetensi yang ingin dicapai, dengan prosedur dan instrumen asesmen yang sahih dan reliabel.

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Objektif
  1. Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid.
  2. Asesmen awal pada murid berkebutuhan khusus dapat dilakukan sebelum perencanaan pembelajaran yang mencakup aspek akademik dan atau nonakademik.
  3. Pendidik merencanakan asesmen yang selaras dengan tujuan pembelajaran.
  4. Pendidik menganalisis, merefleksi, dan menindaklanjuti hasil asesmen.
  5. Pendidik menggunakan berbagai teknik asesmen, bukan hanya tes tertulis/ lisan, tetapi juga bisa menggunakan teknik asesmen observasi (murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu) dan teknik asesmen performa (praktik, produk, projek, dan portofolio).
c. Edukatif
Pendidik melakukan asesmen yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, murid, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar yang membangun, mendorong perbaikan, dan memotivasi murid untuk terus belajar. Asesmen tidak hanya menghakimi hasil, tetapi memperkuat proses belajar.

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Edukatif
  1. Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai.
  2. Pendidik melibatkan murid dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman dengan memberikan rambu-rambu yang jelas.
  3. Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua.
  4. Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
  5. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  6. Pendidik memberikan umpan balik kepada murid berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh secara berkala dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama orang tua.
  7. Pendidik merancang asesmen yang dapat meningkatkan kompetensi murid dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan murid dan umpan balik yang membangun.
  8. Pendidik melakukan asesmen sebagai bagian dari proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
  9. Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

Tidak ada proses pembelajaran yang berhasil tanpa perencanaan yang matang. Perencanaan yang kuat adalah jembatan antara niat mulia pendidik dengan pencapaian hasil belajar yang bermakna.

Gambar 04. Proses Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)
CP adalah kompetensi inti yang harus dicapai oleh murid di setiap fase pendidikan, mulai dari PAUD (fase pondasi), SD, SMP, SMA/SMK, pendidikan kesetaraan, hingga pendidikan khusus. Di sini guru diajak menganalisis CP secara mendalam mulai dari memahami rasional, tujuan, karakteristik, serta kompetensi inti di baliknya. Dalam menganalisis CP, guru juga perlu mempertimbangkan kondisi aktual murid mulai dari kesiapan belajar, kebutuhan, konteks sosial-budaya, serta potensi individual.
Unduh Capaian Pembelajaran Revisi 2025 Per Mata Pelajaran
2. Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alurnya
Setelah CP dianalisis, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan pembelajaran. Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen, yaitu sebagai berikut.
  1. Kompetensi, yaitu kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjukkan kemampuan murid sebagai hasil dari proses pembelajaran.
  2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Lingkup materi berfokus pada materi esensial yang mengacu pada konsep inti dan informasi yang dianggap penting bagi murid untuk dipelajari.
Tujuan ini kemudian disusun dalam bentuk alur tujuan pembelajaran. Ibarat anak tangga, alur ini membantu murid naik setahap demi setahap menuju kompetensi yang utuh. Penyusunan alur ini dapat dilakukan secara kolaboratif oleh guru lintas kelas (1 fase) atau dalam komunitas belajar. Ada beberapa cara dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
  • Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak: memulai pembelajaran dengan menjelaskan menggunakan benda konkret terlebih dahulu sebelum mengajarkan dalam bentuk abstrak
  • Pengurutan Deduktif: dari umum ke khusus
  • Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit: dari konten yang paling mudah ke konten yang paling sulit
  • Pengurutan Hierarki: mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih sulit
  • Pengurutan Prosedural: mengikuti langkah secara sistematis
  • Scaffolding: mengurangi bantuan secara bertahap
3. Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pendidik dan murid perlu memahami kompetensi yang dituju, sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut.

Gambar 05. Keterkaitan antara Pembelajaran dan Asesmen
  • Perencanaan Pembelajaran: Pembelajaran sebaiknya diawali dengan proses perencanaan pembelajaran dan perencanaan asesmen. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal, proses, dan akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid sehingga rancangan pembelajaran sesuai dengan tahap capaian murid. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pendidik diharapkan merancang pembelajaran dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini:
    Gambar 06. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran
  • Pelaksanaan Pembelajaran: Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari hasil asesmen awal pembelajaran. Pendidik dapat melaksanakan pembelajaran yang bervariasi (pembelajaran terdiferensiasi) sesuai dengan tingkat kesiapan/kompetensi murid.
  • Asesmen Pembelajaran: Asesmen pembelajaran diharapkan dapat memberikan informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar murid. Bentuk asesmen meliputi asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sementara, Asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar murid sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan. Asesmen sumatif digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya mengenai Pembelajaran dan Asesmen, silahkan bapak/ibu bisa unduh langsung di bawah ini


Demikianlah informasi mengenai Pembelajaran dan Asesmen Revisi 2025 yang bisa bapak/ibu gunakan sebagai panduan di dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah masing-masing. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yudi Candra Saya adalah seorang guru Sekolah Dasar yang ingin berbagi informasi sekaligus menambah informasi saya mengenai pendidikan

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN EDISI REVISI 2025"

Post a Comment

link 5 baris

atas 2

Iklan Tengah Artikel (5 baris)

bawah