UNDUH RPP/MODUL AJAR PEMBELAJARAN MENDALAM JENJANG SD
Semangat Pagi,,
Sebagai seorang guru sangat penting untuk membuat sebuah perencanaan pembelajaran yang matang. Perencanaan pembelajaran menjadi panduan dalam proses belajar mengajar, memastikan tujuan pembelajaran tercapai, dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perencanaan yang matang membantu guru terorganisir, siap, fokus pada tujuan, menghemat waktu, dan mengevaluasi serta memperbaiki cara mengajar.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Perencanaan pembelajaran dirancang untuk memandu pendidik melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Perlu diingat bahwa alur tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran yang diurutkan. Alur tujuan pembelajaran pendidik yang satu berbeda dengan pendidik lainnya meskipun mengajar murid dalam fase yang sama. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran yang dibuat masing-masing pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena perencanaan pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti murid yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pendidik diharapkan merancang pembelajaran dengan memperhatikan langkah seperti pada gambar berikut.
Gambar 01. Perencanaan Pembelajaran Mendalam
1. Tahap Identifikasi
Pendidik melakukan identifikasi yang meliputi kesiapan murid, karakteristik materi pelajaran, juga dimensi profil lulusan yang akan dicapai melalui pembelajaran. Pemilihan dimensi profil lulusan menjadi penting karena sejalan dengan karakteristik pembelajaran mendalam yang menekankan pada pengembangan kompetensi abad 21 dan pembentukan dimensi profil lulusan. Pendidik dapat memilih dimensi yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Dimensi profil lulusan diupayakan terintegrasi dalam proses pembelajaran, bukan sebagai bagian yang terpisah.
2. Desain Pembelajaran
Pada tahap desain pembelajaran, pendidik harus menentukan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan mencakup kompetensi dan konten dalam ruang lingkup materi secara operasional, menggunakan kompetensi yang mendorong murid untuk berpikir secara lebih mendalam. Dalam praktik pedagogis, pendidik dapat memilih strategi pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis masalah, projek, inkuiri, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain yang dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang aktif, mendalam, dan relevan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran mendalam juga dapat diperkuat melalui kemitraan, baik antar mata pelajaran, antar kelas, hingga melibatkan pihak luar seperti komunitas atau dunia industri sehingga murid belajar dalam konteks sosial yang nyata. Lingkungan pembelajaran dirancang untuk membentuk budaya belajar yang aman, inklusif, dan merdeka, baik di ruang fisik maupun virtual. Hal ini menciptakan iklim yang memungkinkan murid bebas mengeksplorasi gagasan, berdiskusi, dan menyampaikan pendapat. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital menjadi unsur pendukung yang bersifat opsional dan strategis karena dapat meningkatkan interaktivitas, kolaborasi, dan kontekstualitas pembelajaran melalui berbagai platform digital. Semua komponen ini menyatu untuk membentuk pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menghidupkan pemahaman yang mendalam, bermakna, dan berdampak bagi murid.
3. Pengalaman Belajar
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pendidik menerapkan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Prinsip berkesadaran diwujudkan dengan melibatkan murid secara aktif dalam memahami tujuan pembelajaran, memotivasi mereka untuk mengatur strategi belajar, dan merefleksikan proses belajar yang dijalani. Pembelajaran bermakna dicapai dengan mengaitkan materi dengan konteks kehidupan nyata sehingga murid dapat mengonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pemahaman sebelumnya. Sementara itu, pembelajaran menggembirakan diciptakan melalui suasana yang positif, inklusif, dan menyenangkan, dengan metode yang interaktif serta penggunaan media yang menarik sehingga murid merasa dihargai, terhubung secara emosional, menantang, dan termotivasi untuk belajar. Ketiga prinsip tersebut saling melengkapi dalam membangun proses pembelajaran yang mendalam, utuh, dan berdampak bagi murid.
Perencanaan pembelajaran pada pembelajaran mendalam perlu dirancang melalui pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar memahami melibatkan murid untuk aktif mengonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam terhadap konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri atas pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter. Dengan pendekatan aktif dan konstruktif, murid tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, sehingga membentuk fondasi pemahaman yang menjadi dasar untuk mengaplikasi pengetahuan dalam situasi kontekstual atau tahapan selanjutnya.
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, penting untuk merancang pengalaman belajar yang melibatkan murid dalam mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual pada kehidupan nyata. Pengetahuan yang telah diperoleh pada tahap pemahaman digunakan sebagai dasar untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemikiran. Melalui proses ini, murid didorong untuk mengaitkan berbagai gagasan, melakukan analisis, serta mengembangkan solusi yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi permasalahan konkret. Hasil dari proses ini dapat diwujudkan dalam bentuk produk nyata atau unjuk kerja yang mencerminkan pemahaman dan keterampilan murid secara menyeluruh.
Pengalaman belajar merefleksi dilalui dengan mengarahkan murid untuk melakukan evaluasi dan memberikan makna terhadap proses serta hasil dari pengalaman atau praktik yang telah mereka jalani. Pengalaman belajar refleksi ini menekankan pentingnya kemampuan regulasi diri, yaitu keterampilan murid dalam mengatur proses belajarnya secara mandiri, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi strategi belajar yang digunakan. Melalui pengalaman belajar merefleksi, murid dapat memperluas pemahaman dan mengembangkan ide atau solusi baru yang dapat diterapkan dalam konteks lain, tidak hanya meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari. Dalam pengalaman belajar merefleksi, murid tidak hanya diminta untuk mengulang atau mengingat kembali materi yang telah dipelajari, tetapi diarahkan untuk mengonstruksi kembali pemahamannya secara kritis, menghubungkannya dengan konteks yang lebih luas, serta mengidentifikasi implikasi atau kemungkinan penerapan dalam situasi berbeda.
Proses ini melibatkan keterampilan metakognitif, seperti menyadari cara berpikir mereka sendiri, mengevaluasi strategi yang digunakan saat belajar, serta menilai keberhasilan atau hambatan dalam pencapaian tujuan belajar. Dengan demikian, refleksi berfungsi sebagai jembatan antara pengalaman belajar dan transfer pengetahuan, memungkinkan murid untuk menggeneralisasi prinsip-prinsip inti, memformulasikan pertanyaan baru, serta mengembangkan alternatif ide atau solusi yang dapat diterapkan di luar konteks awal pembelajaran. Pendekatan ini memperkuat pembelajaran mendalam karena mendorong murid menjadi pembelajar aktif, reflektif, dan adaptif. Hal inilah yang menjadi pembeda antara pengalaman belajar merefleksi dengan refleksi sebagai bagian dari proses pembelajaran.
4. Asesmen
Dalam kerangka perencanaan pembelajaran mendalam, asesmen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Asesmen dirancang bukan hanya untuk mengukur hasil belajar di akhir, tetapi juga untuk mendukung proses belajar itu sendiri. Dalam hal ini, asesmen berfungsi secara formatif dan sumatif. Asesmen formatif dilakukan di awal dan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang bermakna kepada pendidik dan murid sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dan pemahaman murid dapat diperbaiki secara berkelanjutan. Sementara itu, asesmen sumatif dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Asesmen dalam pembelajaran mendalam juga menekankan pada keautentikan, yaitu menggunakan tugas dan konteks yang relevan dengan kehidupan nyata murid, serta mengumpulkan beragam bukti belajar seperti produk, performa, diskusi, dan refleksi. Dengan pendekatan ini, asesmen menjadi alat pengarah yang membantu pendidik memahami perkembangan kompetensi murid secara menyeluruh dan mendalam, serta mendorong proses pembelajaran yang berpusat pada murid dan berorientasi pada pemaknaan, bukan sekadar pencapaian nilai akhir.
UNDUH RPP PEMBELAJARAN MENDALAM
Salah satu bentuk perencanaan pembelajaran yang dibuat guru yaitu dengan membuat sebuah RPP atau Modul Ajar. Pada hari ini kami bagikan RPP Pembelajaran Mendalam Jenjang SD dari Kelas I, II, III, IV, V, dan VI yang bisa digunakan sebagai refrensi dalam proses pembelajaran di kelas bapak/ibu. Silahkan klik RPP Pembelajaran Mendalam di bawah ini sesuai kelas yang bapak/ibu ampu.
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas I
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas II
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas III
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas IV
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas V
- RPP Pembelajaran Mendalam Kelas VI
0 Response to "UNDUH RPP/MODUL AJAR PEMBELAJARAN MENDALAM JENJANG SD"
Post a Comment